Cibinong, (BS) – Sejumlah rekanan pemasok beton pracetak (precast) di Kabupaten Bogor keluhkan rendahnya harga pasaran yang ditetapkan oleh beberapa proyek infrastruktur di daerah tersebut. Harga precast yang dianggap terlalu murah itu, oleh pemasok dinilai mengancam margin keuntungan serta berdampak pada buruknya kualitas material yang dihasilkan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi daya tahan dan keselamatan proyek.
Kepada media, salah satu pemasok lokal mengungkapkan bahwa harga yang ditekan sedemikian rupa tidak sebanding dengan biaya produksi yang meningkat.
“Kami sangat tertekan dengan situasi ini. Harga yang ada di lapangan terlalu rendah sekali, bahkan terkadang mendekati atau di bawah biaya produksi kami,” ujar salah satu pemasok yang enggan disebutkan namanya (17/10/24).
Ia menambahkan, kondisi ini juga dikhawatirkan akan berdampak pada keberlanjutan usaha pemasok kecil dan menengah, yang akhirnya tidak mau lagi menyuplai proyek di Kabupaten Bogor.
Beberapa pemasok lainnya juga menyatakan bahwa jika situasi ini terus berlanjut tanpa adanya penyesuaian harga yang lebih adil, maka precaster lama lama akan meninggalkan Kabupaten Bogor.
Para precaster berharap adanya intervensi dari pihak terkait terutama Dinas PUPR dan ULP sebagai penyelenggara proyek. Pemerintah daerah Kabupaten Bogor harusnya menjadi penyeimbang harga di lapangan supaya tidak ada monopoli harga di pasaran.
“Apalagi kami masuk Kabupaten Bogor wajib membayar pendaftaran sebagai rekanan, kami sudah bayar retribusi tapi kenapa proyeknya tidak dapat,” ungkap precaster tersebut.
“Jika hal ini dibiarkan terus menerus setiap tahun maka precaster akan lari,” ungkapnya.
Atas kondisi tersebut, para precaster berharap agar Dinas PUPR dapat meninjau kembali harga yang ditetapkan agar tetap seimbang dan menguntungkan semua pihak, tanpa mengorbankan kualitas material yang digunakan dalam pembangunan.
Hingga berita ini ditulis redaksi masih melakukan verifikasi kepada pihak-pihak terkait. (Deli)