Cigombong, (BS) – Ratusan demonstran kembali berorasi di Gerbang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MNC Lido City pada Minggu 01 Desember 2024.
Aksi tersebut terjadi lantaran pihak Manajemen Perusahaan Raksasa yang dinakhodai Hary Tanoe Sudibyo itu belum sempat menerima pendemo untuk dialog, terkait tuntutan yang disuarakan dalam aksi sebelumnya.
Demonstrasi yang dimotori para tokoh di kawasan Cigombong ,Caringin serta Mahasiswa, dan perwakilan dari elemen Masyarakat Bogor Selatan itu nyaris ricuh saat dihadang petugas keamanan MNC Lido sejak memasuki Gerbang KEK.
Warga mengancam akan terus melakukan aksi serupa, bahkan dengan jumlah yang lebih besar lagi ketika poin – poin yang jadi tuntutannya belom dipenuhi.
“Kami akan terus menyuarakan tuntutan kami, ketika pihak MNC Land belom memenuhi apa yang jadi tuntutan kami sebagai Masyarakat Cigombong,” kata Deni sebagai perwakilan pemuda dalam orasinya di depan Gerbang Kawasan Ekonomi Khusus Lido City.
Ia menyebut, adanya Kawasan Ekonomi khusus (KEK) di Cigombong tidak memberikan dampak positif pada masyarakat sekitar, bahkan dinilai, menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup dan perekonomian masyarakat sekitar.
“Cabut perizinan KEK, tidak ada manfaat untuk Kami Masyarakat Cigombong, 30 persen serapan tenaga kerja dari warga sekitar pada kenyataan tidak ada. Masyarakat hanya terkena dampak buruknya saja, pencemaran lingkungan, penyempitan Situ, Kami menuntut MNC harus normalisasi kembali Situ Lido milik Kami semua sebagai Masyarakat.” tegasnya.
Senada disampaikan H. Acep Misbah Sudur Tokoh Masyarakat, adanya Mega Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang digarap MNC Land , tidak membawa manfaat, jutsru sebaliknya, malah merusak lingkungan.
“Salah satu yang dirusak, luasan Situ Lido, menjadi berkurang sebagian telah jadi daratan dari tanah timbul yang awal nya luas Situ Lido kurang lebih 35 Hektare, dari data Kartu Inventaris Barang (KIB) di Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jabar, kini tersisa sekitar 12 Hektare,” ujar H Misbah Shudur.
Bukan hanya itu, lanjut Dia, Proyek KEK Juga juga masih menyisakan Konflik agraria yang berkepanjangan. “Di Wilayah Desa Pasir Buncir, Kecamatan Caringin persoalan pembebasan tanah yang kena plot masih banyak yang bermasalah.” terang Pria yang akrab di sapa H.Bono. (WAN)